Cari Blog Ini

Minggu, 25 November 2012

Untuk menghidupi keluarga

 
 
Kisah berikut ini akan saya ceritakan tentang tukang nasi goreng yang mempunyai tanggung jawab besar dalam menghidupi keluarganya. Pada waktu malem hari saya iseng –iseng berjalan-jalan disekitar komplek tempat saya tinggal. Pas lagi lewat di dekat rumat teman saya, saya melihat teman saya sedang membeli nasi goreng dan saya menghampiri teman saya tersebut. Tak lama kemudian saya tidak sengaja mendengar pembicaraan teman saya dengan abang nasi goreng tersebut.
 
Pertama-tama teman saya mengajak ngobrol  abang nasi gorengnya, tapi lama kelamaan abang nasi goreng tersebut malah menyerempet sedikit tentang hal pribadinya. Abang nasi goreng tersebut menceritakan tentang pengalamanya menjual nasi goreng semala 3 tahun untuk menghidupi keluarganya di kampung. Sebelum dia menjadi tukang nasi goreng dulu pernah bekerja menjadi tukang bangunan tetapi gaji yang di dapat tidak terlalu cukup untuk menghidupi keluarganya dan dia sendiri, Makanya dia beralih profesi menjadi tukang nasi goreng.  
 
Pada di suatu hari dia pernah mencoba melamar di pt tetapi karena ijasah yang di pakai tidak sampai di tingkat smk maka ia membatalkan niatnya untuk mencoba melamar di pt. dia mencoba berjualan yang lain seperti jananan, aneka makanan ringan dan lain-lain. Semua jenis jajanan pernah dia lakukan untuk berjualan, dan terakhi kali dia berjualan nasi goreng. Dari hasil mencoba berbagai jenis jualan dia sudah lakukan sampai berhenti di jenis jaual nasi goreng. Dan sampai saat ini berjualan nasi goreng. percakapanya kurang lebih seperti dibawah ini :
 
Temen : bang, kalo jualan malem-malem gini suka ada kejadian yang ga enak?
Abang NG : kalo kejain yang ga enak sih ada de
Temen : bener itu bang?
Abang NG : ya kalo malem-malem gini sih suka ada ja yang minta jatah uang mangkal, apalagi pas lagi dagang ke tempat-tempat yang belum pernah abang lewatin
Temen : yakin itu bang
Anbang NG : iya,  waktu itu pernah ada orang yang mau malakin terus ga saya kasih malah orang yang malakin tersebut mengacak-ngacak dagangan yang saya dagangkan
Temen : terus abangnya ga kenapa-kenapa kan?
Abang NG : ya ga kenapa-kenapa. Yang berantakan cuma dagangannya, untungnya preman-preman itu ga nyakitin saya
Temen : terus klo boleh saya tau pengalaman apa lagi sih bang,  yang pernah abang terjadi waktu jualan nasi goreng
Abang NG : ya banyak de. pernah di waktu malam-malam abang ga laku jualannya, pas lagi hujan deres lagi.
Temen : oh gitu ya bang, terus kalo hal-hal yang menyenangkannya dalam menjual nasi goreng?
Abang NG : hal-hal yang menyenangkannya ya kalo dagangannya laris, punya banyak langganan yang mau beli nasi goreng
 
            Untuk mencukupi kehidupannya dan keluarganya dikampung dia berjuang bekeliling berjualan nasi goreng sedangkan uang yang ia dapatkan dari jualan nasi goreng tidak sebanding depan upaya berkeliling berjualan nasi goreng. Bayangkan dengan hanya penghasilan yang tidak menentu dia rela berjualan. Bahkan sampai larut malam atau di cuaca yang tidak menentu dia tetap berjualan.
(badegos Ronggas)

Minggu, 28 Oktober 2012

Biografi


Nama panjangku Hendro Widodo Saputro biasa dipanggil Hendro untuk panggilan umum, nama panggilan kelas tokek itu masih semester 1 dan semester 2 sih hahaha, saya lahir pada hari minggu di bulan april tanggal 12 tahun 1992 di Jakarta timur. Saya adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Adik saya bernama Hendri Agus Setiwan, adik saya berkuliah di Bani Saleh bekasi. Saya terlahir dari keluarga yang sederhana dan apa adanya, dengan didikan dari bapak yang sejak kecil mengajarkan tentang menuntut ilmu, karena pepatah mengatakan  ‘Tuntutlah ilmu sampe ke negri china’ atau ‘Tuntutlah ilmu setinggi langit, oleh karena itu kita harus menuntut ilmu setinggi mungkin.
Riwayat pendidikan, berawal dari umur saya 4 tahun dimana saya bersekolah di tk alakhyar yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah di sekolah, lanjut ke SDN Wanasari 12 setelah itu saya masuk SMP 3 cibitung, pas mau masuk smk saya masih bingung untuk memilih smk 1 cikarang barat dengan smk 3 cibitung mana yang saya akan pilih, terus saya memutuskan untuk memilih smk 3 cibitung. Ketika kelas 3 saya mencoba untuk ikut tes masuk kuliah di POLTEK UI dan UNJ tetapi saya tidak diterima, akhirnya saya mencoba tes di UNIVERSITA GUNADARMA dan saya mencoba tes untuk 2 jurusan yaitu teknik computer dan manajemen informasi. Alhamdulillah saya diterima di kedua jurusan tersebut, dan saya memilih jurusan system informasi karena saya ingin memperdalam ilmu computer yang saya miliki.
Pengalaman yang menarik waktu saya mos di smk, di situ saya mendapatkan pengalaman yang sangat berharga tentang kedisiplinan. Karena pada saat mos saya dilantik sama polisi dan abri yang memang sekolah saya berdekatan dengan pos polisi dan abri. pernah pada waktu itu saya telat dateng mos dan saya di kenakan hukuman jalan jongkok sampe dalam kelas. pas penutupan mos diakhiri, smk saya mengadakan jalan sejauh 5 km untuk mendapatkan pangkat yang akan dipakai untuk acara upacara setiap pagi.
Cita – cita saya kedepanya yaitu untuk menjadi orang yang sukses dan tidak sombong, saling memberi kepada sesama yang membutuhkan dan satu lagi tetap rendah diri dan apa adanya. Setelah saya sukses saya ingin membahagiakan orang tua saya dengan membiayai orang tua pergi haji. Itulah cita-cita saya yang pada hari suatu saat nanti akan saya wujudkan, 
Demikian lah kisah sinkat perkenalan mengenai profil saya , semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya walaupun hanya sedikit.(Badegos Ronggas).

Sabtu, 27 Oktober 2012

Membuat garis Dengan OpenGL



NAMA : HENDRO WIDODO  S.
NPM : 13110226
KELAS : 3KA28

Pada kesempatan kali ini, saya akan menjelaskan tentang tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Grafik Komputer dan Olah Citra yang membahas tentang pembuatan garis vertical, horizontal dan diagonal.
Pendahuluan
          OpenGL adalah suatu graphic library yang sebagian bersifat open source, dipakai pada banyak platform (windows, linux) dan dapat digunakan pada berbagai jenis compiler seperti C++ atau Delphi. OpenGL bukanlah bahasa pemrograman tetapi merupakan suatu Application Programming Interface (API).

Ø  Membuat Garis Diagonal
Pertama kita akan membuat garis diagonal dengan menggunakan C++ dan library OpenGL, disaat kita membuaka OpenGL maka akan keluar tampilan codingan dari library tersebut yang akan kita gunakan untuk membuat coding garis diagonal. Pada saat kita memasukkan coding perhatikan letak untuk pembuatan coding supaya tidak terjaadi kesalah dalam membuatnya. Letak pembuatan coding berada di bagisn bawah dari /*Untuk membuat garis Diagonal*/
Itu adalah komentar untuk pembuatan coding animasi dengan menggunakan C++ .

/*Untuk membuat garis Diagonal*/
glClearColor (0.0f, 0.0f, 0.0f, 0.0f); = Untuk memilih warna yang digunakan untuk membersihkan latar dalam mode RGBA
glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT);  = Untuk membersihkan layar latar belakang dengan warna hitam
glPushMatrix (); = Membuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar
glClearColor(1,1,1,0); = Untuk menentukan warna garis/titik
glColor3f(1,1,1); // = Untuk menentukan warna garis/titik
glBegin(GL_LINES); = Untuk menggambar garis dari titik yang digunakan
glVertex3f(0,0,-0.8); = Untuk menentukan titik awal yang digunakan
glVertex3f(9.9,8.9,0.1); = Untuk menentukan titik akhir yang digunakan
glEnd (); = Untuk mengakhiri gambar garis dititik akhir
glPopMatrix (); = Membuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar
SwapBuffers (hDC); = Digunakan untuk menukar bagian belakang buffer menjadi buffer layar
Sleep (1);






Ø  Membuat Garis Vertikal
Kita menggunakan cara yang sama untuk membuat garis vertical dengan memasukkan coding garis vertikal di bawah tulisan /*Untuk membuat garis Vertikal*/.

/*Untuk membuat garis Vertikal*/
glClearColor (0.0f, 0.0f, 0.0f, 0.0f); =  Untuk memilih warna yang digunakan untuk membersihkan latar dalammode RGBA
glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT); = Untuk membersihkan layar latar belakang dengan warna hitam
glPushMatrix (); = Membuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar]
glClearColor(1,1,1,0); = Untuk menentukan warna garis/titik]
glColor3f(1,1,1); //  = Untuk menentukan warna garis/titik]
glBegin(GL_LINES); = Untuk menggambar garis dari titik yang digunakan ]
glVertex3f(0.10,10.0,13.13); =  Untuk menentukan titik awal yang digunakan ]
glVertex3f(0,0,0.0); =  Untuk menentukan titik akhir yang digunakan ]
glEnd (); = Untuk mengakhiri gambar garis dititik akhir ]
glPopMatrix (); = Membuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar]
SwapBuffers (hDC); = Digunakan untuk menukar bagian belakang buffer menjadi buffer layar]
Sleep (1);




Ø  Membuat Garis Horizontal
Tahapan yang terakhir, sama seperti yang sebelumya kita hanya memasukkan coding garis horizontal
/*Untuk membuat garis Horizontal*/
glClearColor (0.0f, 0.0f, 0.0f, 0.0f); = Untuk memilih warna yang digunakan untuk membersihkan latar dalammode RGBA]
glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT); = Untuk membersihkan layar latar belakang dengan warna hitam]
glPushMatrix(); = Membuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar]
glClearColor(1,1,1,0); = Untuk menentukan warna garis/titik]
glColor3f(1,1,1); // = Untuk menentukan warna garis/titik]
glBegin(GL_LINES); = Untuk menggambar garis dari titik yang digunakan ]
glColor3f(0.0f, 0.0f, 1.0f);
glVertex3f(-0.6f, 0.0f, 0.0f); = Untuk menentukan titik awal yang digunakan ]
glColor3f(0.0f, 0.0f, 1.0f); = Untuk menentukan titik yang digunakan ]
glVertex3f(0.6f, 0.0f, 0.0f); = Untuk menentukan titik akhir yang digunakan ]
glEnd(); = Untuk mengakhiri gambar garis dititik akhir ]
glPopMatrix(); = Membuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar]
SwapBuffers (hDC); = Digunakan untuk menukar bagian belakang buffer menjadi buffer layar]
Sleep (1);





Kamis, 05 April 2012

Contoh Soal Jalur Ekspansi
Diketahui seorang produsen menghasilkan barang Q dengan dua input K, L. departemen produksi memberikan informasi tentang produksi sebagai berikut :

Q
K
L
Q
K
L
490
15
99
470
14
100
500
15
100
500
15
100

          
Jika tingkat upah $5 dan biaya capital $10 apakah kombinasi input 15K dan 100L menunjukkan kombinasi biaya rendah terendah (Least cost combination)

Penyelesain :
Ekstra output per Tingkat upah 
Ekstra output per mesin 
Rasioharga 

Langkah yang harusdilakukan :
Menaikkan penggunaan input yang memiliki ekstra output yang lebih besar dan mengurangi penggunaan input yang memiliki ekstra output yang lebih kecil. Untuk memproduksi 500 unit input L harus dikurangi, input K dinaikkan.

TC = (100 X 5) + (15 X 10) = 650


sumber :
EKONOMI MAKRO ; SEBUAH KAJIAN KOMPREHENSIF
note-why.blogspot.com
Contoh Soal Optimum Produksi

diketahui total dana yang dimilki perusahaan untuk memproduksi batu bata merah untuk tahun 2005 adalah Rp 1000, upah tenaga kerja /hari Rp 45 dan diskon modal /1000 adalah 100. kombinasi faktor input adalah Q = TK x M, maka model matematisnya dapat disusun :

1000 = 45 TK + 100 M
 Q  =  TK    x      M

dengan ketentuan :


nilai TK dan M masukan dalam persamaan produksi :

Q = TK x M > Q = 5 x 11,111111 = 55,555555

berarti dengan uang sebanyak Rp 100 pada masing-masing harga faktor produksi TK dan M adalah sebesar Rp 45 dan Rp 100. banyaknya batu merah yang bisa diproduksi secara optimum adalah 55,555555


sumber :
sumber : Iskandar Putong, 2010, Economics pengantar mikro dan makro, mitra wacana, jakarta.

Sabtu, 10 Maret 2012

Tulisan 1, PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN 2 VARIABEL BEBAS


Secara teoritis produksi dengan menggunakan 2 variabel bebas dalam produksi adalah produksi yang memanfaatkan 2 faktor produksi yang dapat direkayasa misalnya Tenaga Kerja (TK) dan Modal (M), atau antara Modal dan Teknologi atau antara tanah (alam) dan tenaga kerja dan seterusnya. Variable yang paling dan mudah digunakan dalam analisis produksi “gaya” ekonomi ortodoks biasanya adalah factor produksi Tenaga kerja dan Modal (uang).

Secara matematis model fungsi produksi (bersifat kontinyu) sering ditulis sebagai(K,L), dimanaadalah total produksi = TP, K adalah capital (Modal) dan L adalah tenaga kerja (TK), dengan demikian bisa juga ditulis(TK,M)→TP =(TK,M). sedangkan margin dari tenaga kerja (k) dan modal (m) atas jumlah produksi masing-masing ditentukan dengan cara :





sumber : Iskandar Putong, 2010, Economics pengantar mikro dan makro, mitra wacana, jakarta.

Tulisan 2


Dalam banyak buku teks ekonomi mikro batas produksi
Tenaga kerja sering ditulis dengan lambang  sedangkan
Batas produksi modal ditulis dengan lambang 

secara teoritis semakin banyak jumlah factor produksi (input) yang digunakan untuk dikombinasikan maka relative akan memperbesar jumlah produksi (output), hanya saja konsekwensinya adalah dibutuhkan tambahan biaya yang menyertai setiap penambahan jumlah input tersebut, padahal dalam kebanyakan produksi yang dilakukan oleh perusahaan biasanya diperhadapkan bagaimana menghasilkan barang dengan kondisi yang efisien (paling menguntungkan) dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. Oleh karenanya perusahaan haruslah bisa menentukan tingkat pergantian dan pemanfaatan atas input yang digunakan, artinya bila misalkan perusahaan marus menambah jumlah modal maka konsekwensinya harus berusaha mengurangi jumlah tenaga kerja (untuk padat modal) sedangkan bila perusahaan ingin memperbanyak jumlah tenaga kerja maka berarti berusaha untuk mengurangi penambahan modal (biasanya berupa mesin-mesin mekanis). Besarnya nilai pergantian antara tenaga kerja dan modal inilah yang sering disebut sebagai Marginal Rate of Technical Substitution = MRTS, dan secara matematis ditulis :  , nilai ini sebenarnya menunjukan slope (kemiringan – gradient) dari kurva fungsi produksi dimana setiap kombinasi input yang digunakan oleh perusahaan menghasilkan sama banyaknya akan tetapi terdapat satu kombinasi tertentu dimana produksi betul-betul mengalami tingkat efisiensi tertinggi yaitu mendapatkan hasil yang besar dengan pembiayaan yang sepadan. Oleh karena setiap pergantian antar input tidak menyebabkan berubahnya jumlah produksi yang dapat dibiayai, maka secara teoritis kurva fungsi produksi ini memiliki kemiringan negative, artinya setiap terjadi penambahan input tenagakerja maka akan menyebabkan terjadinya penurunan input modal, dan sebaliknya. Kurva fungsi produksi yang demikian inilah oleh kalangan ekonom dikenal dengan sebutan ISOQUANT (Iq) yang arti harfiahnya adalah produksi sama. Misalkan tujuan produksi sebanyak 100 maka kombinasi matematis tenaga kerja dan modal dapat diilustrasikan sebagai berikut :
                        100 = 1x100 = 100x1
                        100 = 2x50 = 50x2
                        100 = 4x25 = 25x4
                        100 = 10x10
                        100 = 20x5 = 5x20
Dan seterusnya … (tapi nilai masing-masing TK atau M haruslah ≠ 0)


sumber : Iskandar Putong, 2010, Economics pengantar mikro dan makro, mitra wacana, jakarta.

Tulisan 3, Kurva Isoquant

Sebagaimana gambar 5.2 di atas dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut, masing-masing kurva ISOQUANT di atas menunjukan jumlah produksi yang bisa dihasilkan untuk masing-masing kombinasi input, tentu saja jumlah produksi pada kurva Iq3 lebih besar dari pada di Iq2 dan Iq1 atau Iq3>Iq2>Iq1. Perhatikan pada penggunaan modal sebanyak M2, tampak bahwa ia dapat dikombinasikan dengan sejumlah tenaga kerja untuk menghasilkan barang sejumlah di Iq1 hingga di Iq3. Bila misalkan perusahaan menurunkan sejumlah modal menjadi sebanyak M1, maka untuk sejumlah produksi di Iq3 perusahaan menambah jumlah tenaga kerja menjadi L4 dan tentu saja kombinasi M2L3 = M1L4. Lalu apayang membedakan Iq1, Iq2 dan Iq3? Tentu saja yang membedakannya adalah factor biaya/dana. Biaya yang dikeluarkan pada produksi di Iq3 tentu saja lebih besar dari pada yang di Iq2 dan biaya di Iq2 lebih besar dariIq1. Inilah suatu pembuktian teoritis yang sangat sederhana bahwa setiap penambahan faktorinput dengan tidak mengurangi factor input yang lainakan menyebabkan perusahaan harus menambah sejumlah biaya untuk menandainya. Persoalannya ternyata bukan saja pada berbedanya biaya untuk masing-masing kurva ISOQUANT (Iq) tersebut, melainkan juga pada satu macam kurva Iq terdapat berbagai macam biaya yang berbeda dan “hebatnya” hanya ada satu tempat (secara matematis) di mana jumlah produksi yang dihasilkan benar-benar mengalami suatu kondisi yang paling optimum atas biaya yang dianggarkan.


sumber : Iskandar Putong, 2010, Economics pengantar mikro dan makro, mitra wacana, jakarta.